sukses selamanya
Sukses Terbesar Dalam Hidup
Malas tertindas, lambat tertinggal, berhenti mati. Itulah pepatah
untuk para peraih sukses. Penjabaran dari enam kata itu sangat panjang layaknya
panjang perjalanan hidup meraih sukses. Sukses dalam meraih setiap goal yang telah
terukir indah dalam agenda impian. Mungkin saat ini hanya menjadi gambaran
dalam angan, tapi nantinya agenda itu menjadi saksi atas segala impian besar yang
pernah didambakan dan diperjuangkan dalam setiap senang sedih perjalanan menuju
sukses. Banyak sekali arti kata sukses untuk setiap individu. Tergantung
bagaimana ia merasakan, melihat, dan mendengar setiap kejadian yang ada
disekitarnya, manis pahitnya kehidupan maka disitulah akan kita dapati apa arti
hidup yang sebenarnya. Bukan hanya menikmati tetapi juga mempejuangkan dan
mempertahankan. Dimana titik paling sulit adalah saat kita harus
mempertahankan. Arti sendiri dari sukses untuk saya adalah saat bisa membanggakan
orangtua dunia akhirat dan bermanfaat untuk orang lain.
Meneruskan jenjang pendidikan diluar kota menjadi hal baru untuk
mulai mengukir lembaran kehidupan yang sebelumnaya tak pernah saya dapatkan.
Banyak sekali pelajaran kehidupan yang masih terekam indah dalam memori ini. Setiap
pengalaman itulah yang membuat ilmu seseorang bertambah, tetapi apakah dia bisa
dan mampu untuk menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari? Disitulah
perbedaan antara kehidupan didalam dan diluar sekolah sekaligus asrama yang
saya tempati selama enam tahun terakhir ini. Dan titik paling sulit adalah
waktu dimana mengharuskan saya memimpin di salah satu bagian dari suatu organisasi,
khususnya di bagian perlengkapan. Yang awalnya selalu bekerja didepan komputer dan
mengurusi kesektariatan bagian, kini saya dipercaya untuk menjadi ketua dari
bagian itu. Awalnya seperti tak pernah ingin memulainya dan kembali di masa
awal yang hanya menjadi seorang sekretaris, lumayan ringan dibandingkan dengan
ketua. Setiap harinya jarang muncul di hadapan pembimbing walaupun hanya
sekedar berkonsultasi, apalagi berhadapan didepan ketua organisasi. Malas, tak
suka, dan menghindar. Itulah yang selalu saya lakukan, tanpa memikirkan bahwa
sekarang pemegang terpenting dalam bagian itu adalah diri saya sendiri. Sempat
ada rasa tak suka dengan ketua organisasi karena merekalah yang membuat saya
berada dalam amanah yang mungkin berat untuk dijalani. Tak kurang dari seminggu
itulah rutinitas yang selalu saya lakukan, mungin tak banyak dari mereka yang memperhatikan,
jadi mereka menyimpulkan bahwa saya baik-baik saja. Hanya ada teman terdekat
yang menjadi tempat mengadu kedua setelah Sang Maha Pendengar saat itu,
beruntungnya lagi kami berdua seorganisasai dan sekelas.
Tak lama dalam titik kemalasan, perlahan menyadari akan amanah yang
sedang diiemban dan akan ada hari dimana saya harus mempertanggungjawabkan
amanah itu kepada Sang Penguasa. Karena tak ada jalan keluar untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan kecuali dengan memulainya. Hari itu kata hati
saya menuntun untuk memulai semua hal yang dulu saya tinggalkan. Perintah demi
perintah masuk dan Alhamdulillah dapat diselesaikan dengan hasil yang
memuaskan. Anggaran demi anggaran masuk dan Alhamdulillah laporannya pun
terselesaikan dengan tepat. Tepat hitungan tapi terkadang tak tepat waktu. Yang
akhirnya mengharuskan kami mendengarkan ceramah Staf Administrasi, apabila tak
beruntung akan mendapatkan hukuman bahkan sanksi. Dari situlah saya belajar
betapa pentingnya waktu walaupun hanya sekedar menyelesaikan laporan anggaran.
Hari berganti minggu, dimana selalu berusaha memberikan yang terbaik dan
membawa setiap anggota bagian agar selalu kompak dalam keadaan apapun itu.
Tetapi pasti ada waktu dimana kami selalu berbeda pendapat satu sama lain.Karena
dimana ada keeratan pasti ada kerenggangan. Minggu berganti bulan, laporan
bulanan yang menjadi rutinitas setiap organisasi terlaksana dengan sukses. Tak
terasa keringat perjuangan kami hampir lengkap dalam hitungan 396 hari. Dalam
akhir laporan pertanggungjawaban pun masih ada waktu dimana kesabaran saya
teruji.Disaat itulah saya harus lebih sabar lagi, jika terlenakan dengan amarah
maka persatuan kami akan luntur dalam sekejap. Tak pernah ada waktu tanpa
keasyukuran kepada Sang Penguasa Alam. Saat detik terakhir serah terima amanah
ke pengurus baru, tak kami sadari akan cucuran air mata yang membasahi pipi.
Terharu, senang, sedih, meninggalkan, mengikhlaskan semua campur aduk menjadi
satu. Kepercayaan akan hasil yang tak pernah mengkhianati proses. Peningkatan
drastis dari C+ menjadi A yang membuat kami tak berhenti bersyukur akan semua
nikmat yang telah Tuhan berikan selama ini. Disinilah saya belajar banyak hal yang
sebelumnya tak pernah terbenih untuk mendapatkannya.
Selalu ada hal baru yang membuat setiap orang merasakan betapa
Tuhan ingin setiap hambanya menjadi orang yang dapat mengambil pelajaran,
menerapkan dan mengamalkannya. Membahagiakan setiap orang dengan anugrah yang
telah Tuhan berikan kepada kita. Bukan untuk kebetulan, tetapi itu telah lama
direncanakan Tuhan sebelum kelahiran kita didunia ini. Manfaatkan, manfaatkan,
dan manfaatkan. Maka kita tak akan pernah kecewa akan setiap detik yang telah
berlalu.
Kesimpulan dari sukses ialah bukan dari banyaknya materi yang kita punya dan memberikannya kepada yang membutuhkan, melainkan akan seberapa ikhlasnya hati untuk mengorbankan setiap waktu hanya untuk membahagiakan dan bermanfaat untuk orang lain, dengan kelebihan atas anugrah yang telah Tuhan berikan kepada kita. Untuk membahagiakan orangtua dunia dan akhirat kita akan mengetahuinya setelah datangnya hari pembalasan. Maka mulailah untuk membenahi diri, memantaskan diri dan bahagiakan mereka dengan kebanggaan yang yang membuat mereka tak kecewa telah melahirkan dan memperjuangkan kita sampai titik akhir hidupnya
Komentar
Posting Komentar