ehm benarkah
akhir-akhir ini aku sering denger orang bilang kalo "nikah sama sahabat itu seru gabakal ada kata kecewa dan air mata. karena kalian udah saling kenal sau sama lain"
ada sebagian orang berekspektasi seperti itu, berakhir dengan cinta antar sahabat, atau sebaliknya. malah berujung kecewa. ga salah juga orang berekspektasi seperti itu, semua punya kehendak dan pandangan mereka masing-masing, right?
aku yang udah kenal dan tau gimana sikap dan labilnya cowo, ga heran lagi kalo ada beberapa cowo bangsat yang deketin cewe dengan tujuan, just for fun. tapi ga semua cowo kaya gitu lho ya...hehe
kaum-kaum cewe yang gamau diakalin cowo-cowo bangsat diluar sana, kalian harus punya boundaries dan klasifikasi seperti apa cowo yang menurut kalian bakal bawa dampak positif, internal maupun external.
eh jadi belok-belok aja pembicaraan kali ini
kembali ke main topic
terang-terangan saja, aku ga suka dan ga akan pernah
ingin berada diposisi kaya gitu. sulit. sahabat itu untuk menjadi sabahat,
bukan pendamping hidup. benar mereka sama-sama berharga.
aku sendiri mempunyai sosok sahabat, cowo. yaa
walaupun saat ini entah gimana kabarnya? dimana? seberapa sukseskah ia saat
ini? akankah ia masih menganggap aku sebagai sosok sahabat?
entahlah aku ga tahu banyak tentangnya saat ini.
banyak sekali alasan kenapa aku ga setuju dengan
itu.
finally, my reason love, loving, and loved
ketiga itu muncul alami dari dalam hati, bukan untuk
dipaksa ataupun dipelajari, lalu terbiasa. namun rasa sayang tumbuh alami,
subur kaya bunga yang tumbuh alami dalam hutan beluta, indah, elok
dipandang. gambarannya kaya Rafflesia Arnoldi gitu
Komentar
Posting Komentar